Konsumsi susu merupakan suatu keharusan bagisetiap anak Indonesia. Meskipun tidak semua anak beruntung bisa minum susuuntuk perkembangan mereka.
Sampai saat ini, susu merupakan sesuatu yang bisa memberikan manfaat dan kebaikan bagi para peminumnya. Minum susu merupakan penyempurna bagi menu sehat kita sehari-hari. Susu bisa diminum dari anak bayisampai manula.
Susu yang biasa kita minum adalah susu yang berasaldari sapi. Namun terkadang sering kita dengar juga ada juga susu yang berasaldari kuda, dan baru-baru ini sedang ngetrend susu yang tidak biasa, yaitu susukambing.
Susu sapi dan kambing memang sama-sama sehatkarena mengandung protein dan vitamin.
Dilansir Dailymail, Jennifer Lowe dari BritishDietetic Assiciation menjelaskan kandungan vitamin B12 yang penting untukpembentukan sel darah merah, lebih banyak terkandung dalam susu sapi.
"Setengah gelas susu sapi sudahmengandung hampir dua pertiga asupan harian yang direkomendasikan. Anda harusminum sembilan kali susu kambing untuk mendapatkan tingkat yang sama dengansusu sapi," jelas Jennifer.
Terbukti beberapa anak yang diberi susukambing ditemukan kekurangan vitamin B12, termasuk gejala kelelahan dan lemah.Satu porsi 100 ml susu sapi mengandung 67 kalori dan 3,9 gram lemak.
Sementara itu, menurut penelitian tahun laluyang dilakukan oleh peneliti dari University of Granada di Spanyol, susukambing dapat meningkatkan penyerapan zat besi yang lebih efektif dibandingkansusu sapi.
Studi ini juga menemukan bahwa susu kambingmengandung tingkat tinggi seng dan selenium, yang membantu sistem kekebalantubuh.
Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwasusu kambing mengandung oligasakarida dalam jumlah besar, sebuah senyawa diusus besar untuk mencerna makanan dan bertindak seperti prebiotik, sertameningkatkan pertumbuhan prebiotik sehat.
Satu porsi 100 ml susu kambing mengandung 60kalori dan 3,5 gram lemak. Karena mengandung lebih sedikit kalori, susu kambing bisa membuat berat badan Anda terjaga dan meminimalkan perut kembung.
Namun susu kambing tidak disarankan untuk bayidan anak-anak, karena proteinnya terlalu terkonsentrasi bagi anak-anak untukdicerna dan beberapa itu tidak dipasteurisasi (pemanasan makanan),sehingga meningkatkan risiko infeksi bakteri, diare dan penyakit.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar