VIVAlife - Kecamatan kecil ini akan membuat Anda jatuh cinta. Sebuah desa kecil di Rembang, salah satu kota di pesisir Utara. Meski kecil, namanya sangat tersohor karena keindahan helai batik yang dihasilkan. Daerah ini bernama Lasem. Daerah yang mengalami masa kejayaan batik di abad 19 hingga tahun 1940. Sampai-sampai di tahun 1970an sebagian besar wanitanya berprofesi sebagai pembatik.
Meski demikian, hingga sekarang kawasan ini masih terhitung sebagai penghasil batik yang produktif. Tidak hanya batik saja yang melambungkan nama Lasem sebagai daerah tujuan wisata. Kebudayaan Tionghoa yang begitu kental juga menjadi daya tarik tersendiri.
Bangunan klenteng tua Gie Yong Bio yang dibangun pada tahun 1700an, serta deretan rumah-rumah berarsitektur Cina, menjadi saksi bagaimana budaya Tionghoa melebur dengan apik. Dan bahkan menjadikannya seperti negeri Tiongkok kecil.
Jika Anda berkunjung ke Lasem, jangan hanya mengagumi ketenangan suasana dan batiknya yang luar biasa indah. Anda juga harus mencicipi kulinernya. Salah satunya adalah budaya ngopi yang unik. Kopi lelet.
Tentu bagi Anda penyuka kopi akan sangat menikmati ini. Sederetan warung kopi di Lasem mulai mengepulkan aromanya menjelang petang. Menikmati kopi sambil duduk santai di bangku-bangku kayu. Suasananya sangat sederhana.
Untuk benar-benar menikmatinya, Anda harus memulai dengan melihat proses pembuatannya, dari memasak air menggunakan kayu, yang memberi cita rasa tersendiri pada kopi Lasem. Juga kebiasaan menyeruput kopi yang dituangkan pada piring kecil, yang digunakan sebagai tatakan gelas.
Kopi Lelet ini ditumbuk, dan dicampur resep rahasia oleh pembuatnya. Hasilnya, secangkir kopi tubruk pekat dan bertekstur lembut. Begitu menyeruput sedikit, rasa lelah Anda dijamin hilang. Entah mengapa kopi lelet ini punya reaksi yang luar biasa, yang bisa membuat mata menjadi segar kembali.
Tapi mengapa harus dinamakan kopi lelet? Ternyata ceritanya juga tidak jauh dari batik yang sepertinya sudah mendarah daging. Masyarakat di sini ngopi sambil membatik. Bukan menorehkan motif di selembar kain, tapi melukiskan motif pada batang rokok. Menggunakan ampas kopi untuk ditorehkan atau dalam bahasa jawa 'dileletke', dari kata dasar lelet.
Nah Anda harus mencoba budaya unik ini! Ampas kopi dicampurkan dengan sedikit susu kental manis agar mudah melekat pada batang rokok. Setelah dileletkan, rokok ini didiamkan dahulu sampai kering.
Bagi perokok, merokok dengan batang rokok yang telah dilelet ini menjadi kenikmatan yang berbeda. Rokok yang umumnya hanya beraroma tembakau dan cengkih, kini menjadi lebih nikmat dengan tambahan kopi yang sudah meresap dalam rokok. Silahkan membuktikan kenikmatan ini hanya di Lasem.
Sumber :